Pupuk Indonesia Dorong Penyerapan Pupuk Subsidi Petani Sulawesi Tenggara
General Manager Regional 4 PT Pupuk Indonesia (Persero), Wisnu Ramadhani mengungkapkan bahwa Pupuk Indonesia mendorong penyerapan pupuk bersubsidi petani Sulawesi Tenggara (Sultra). Dukungan ini disampaikan pada kegiatan Sosialisasi Program Pupuk Bersubsidi di empat wilayah, yakni Kabupaten Muna, Muna Barat, Konawe, dan Kolaka Utara.
“Pupuk Indonesia berkomitmen mendukung kebijakan pemerintah dalam menjaga ketersediaan pupuk bagi petani, terutama di wilayah timur Indonesia. Melalui kegiatan sosialisasi ini, kami ingin memastikan seluruh pihak memahami alur penyaluran serta tanggung jawab bersama dalam menjaga ketepatan sasaran,” demikian ungkap Wisnu Ramadhani.
Kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan di empat titik ini, dikatakan Wisnu sebagai dalam rangka memperkuat sinergi pemerintah pusat dan daerah dalam mendukung program penyaluran pupuk bersubsidi yang tepat sasaran. Sosialisasi ini bertujuan memperkuat pemahaman para pemangku kepentingan mengenai mekanisme penyaluran pupuk bersubsidi berbasis e-RDKK (Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) dan pentingnya pemupukan berimbang dalam menjaga produktivitas lahan.
Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu wilayah dengan potensi pertanian tinggi di Indonesia timur, dengan total luas lahan panen mencapai 390 ribu hektar, meliputi komoditas utama seperti padi, jagung, kakao, dan kopi. Berdasarkan data Pupuk Indonesia Regional 4 per Oktober 2025, kebutuhan pupuk bersubsidi di wilayah ini mencapai 60.975 ton Urea dan 320.620 ton NPK setiap tahunnya.
Kegiatan ini dihadiri oleh Anggota Komisi IV DPR RI, Jaelani, serta melibatkan jajaran pejabat daerah, penyuluh pertanian lapangan, PUD (Pelaku Usaha Distribusi), PPTS (Penerima Pada Titik Serah) dan kelompok tani.
Melalui kegiatan sosialisasi ini, Pupuk Indonesia tidak hanya memperkuat koordinasi lintas lembaga, tetapi juga menegaskan perannya sebagai perusahaan nasional penyedia sarana produksi pertanian yang berperan strategis dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Sinergi antara Pupuk Indonesia dengan DPR RI, dan Pemerintah Daerah di Sulawesi Tenggara diharapkan dapat memperkuat tata kelola pupuk bersubsidi yang transparan, tepat sasaran, dan berkelanjutan, sehingga manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh petani.
“Kolaborasi ini merupakan bukti nyata komitmen bersama dalam memastikan setiap hektar lahan produktif di Indonesia memperoleh dukungan pupuk yang cukup, efisien, dan berkelanjutan,” tutup Wisnu Ramadhani.
Pupuk Indonesia Sediakan 12.546 Ton Pupuk Subsidi di Sulawesi Tenggara
Dalam rangka memenuhi kebutuhan petani, Pupuk Indonesia menyediakan 12.546 ton stok pupuk bersubsidi yang dapat dimanfaatkan petani terdaftar di Sulawesi Tenggara. Adapun rinciannya urea sebesar 5.917 ton, NPK sebesar 5.740 ton, NPK Formula Khusus atau NPK Kakao sebesar 780 ton, organik sebesar 65 ton, dan pupuk ZA sebesar 44 ton.
Hingga 17 Oktober 2025, Pupuk Indonesia telah menyalurkan 64.896 ton pupuk bersubsidi di Sulawesi Tenggara, angka ini setara 62 persen dari total alokasi tahun 2025. Angka ini mencakup 22.953 ton pupuk Urea, 36.883 ton NPK Phonska, 5.025 ton NPK Kakao, dan 35 ton Organik.
Selain memastikan kelancaran distribusi, Pupuk Indonesia juga menjaga stok pupuk bersubsidi pada gudang yang tersebar di wilayah Sulawesi Tenggara. Penyaluran dilakukan melalui jaringan yang melibatkan 10 Pelaku Usaha Distribusi, 227 Penerima Pada Titik Serah, serta AAE (Assistant Account Executive) yang secara rutin memantau ketersediaan dan penebusan pupuk di PPTS resmi.
“Ketersediaan stok di seluruh lini saat ini berada dalam kondisi aman. Kami berkomitmen memastikan pupuk subsidi tersedia sesuai kebutuhan petani, baik di wilayah daratan maupun kepulauan,” tambah Wisnu.